Translate

Selasa, 22 Januari 2013

Etika Bisnis dan Profesi Pengantar

Etika Bisnis dan Profesi (EBP) merupakan salah satu mata kuliah dalam Magister Akuntansi yang menarik  "disposable" sesuatu yang layak untuk dibahas dan didiskusikan karena etika itu tidak ada rumusnya, suatu etika yang mengatakan hitam-putih namun keputusannya bisa jadi belum tentu sesuai dengan etikanya katakanlah bahwa saya tahu bahwa itu benar, namun karena suatu keadaan atau kondisi terpaksa saya melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan hati dan nurani saya, tindakan itu dilakukan dengan kesadaran dan insidental bukan suatu kebiasaan atau kegemaran, karena tidak mungkin kita bertindak atau berbuat sesuatu bahwa tindakan  itu selalu benar artinya segala sesuatu yang kita lakukan bisa saja salah, dalam agama ada istilah "samawi" sisi keagamaan yang relatif sama bahwa kebenaran sudah diberikan tapi manusianya sendiri yang memberontak.
EBP tujuannya adalah pemahaman tentang pengambilan keputusan dengan tuntutan profesi dengan melihat etika-etika yang berlaku, dengan prilaku seseorang harus akuntabel sesuai dengan tata kelola yang baik, jika akuntabel berarti kita harus mengetahui akuntabilitasnya terlebih dahulu, jika ingin ethics maka yang etis itu seperti apa dan yang tidak etis itu seperti apa, jika kita berbicara tentang GCG maka harus tahu good governance itu seperti apa, oleh karena itu kita harus memahami dulu teorinya lalu kemudian kita aplikasikan yang tentunya ada banyak pertimbangan, maka bisa dikatakan keputusan bisa jadi salah, keputusan yang seharusnya tidak saya ambil tetapi saya punya argumentasi kenapa membuat keputusan seperti itu, sesuatu hal yang salah itu lalu dijadikan bukti bahwa diri manusia selalu mencari kebenaran. Oleh karena itu jika kita bicara tentang etika maka kita bicara tentang prilaku, indahnya yang Tuhan berikan adalah kebebasan untuk berbuat, namun kebebasan itu sendiri dipakai manusia untuk memberontak kepada Penciptanya. Pertanyaannya lebih enak mana hidup dibawah pemerintahan manusia atau hidup dibawah pemerintahan Tuhan, jika dikatakan secara teokratis kita sebagai manusia idealnya hidup dalam pemerintahan Tuhan namun ada hal lain yang membuat hal ini sulit dikatakan enak apa tidaknya karena dalam manusia sendiri muncul keraguan misalnya kita yakin bahwa kita masuk surga namun seandainya masuk surga kan harus melalui proses kematian apakah manusia mau mati sekarang untuk masuk surga tentu tidak karena proses kematian Tuhan lah yang menentukan.
Pengetahuan itu didapat dengan berbagai macam cara, bisa didapat dari otoritasnya, misalnya pengetahuan tentang ekonomi maka saya minta pengetahuan itu dari prof. ekonomi karena dia mempunyai otoritas untuk memberikan pengetahuan tentang ekonomi, pengetahuan yang didapat dari mistis (berasal dari misalnya dukun. pendeta, kyai) setiap pengetahuan tersebut ada ritual. kemudian ada pendekatan rasional lebih banyak ke hal-hal yang bersifat logis lalu juga pengetahuan didapat secara sains atau ilmiah yaitu dimana suatu metode bisa dikritisi atau bisa diuji kembali.dalam dunia akademik itu semua pendekatan dipakai tetapi harus ada metodenya. Apakah manusia mencari kebenaran atau mencari pembenaran, karena kebenaran itu pasti hasilnya menyakitkan misalnya kalo kita bertindak benar pasti ada sesuatu yang dikorbankan sehingga dikatakan menyakitkan karena biasanya manusia berusaha menghindari sesuatu hal yang menyakitkan, untuk menghindari hal tersebut manusia lebih mencari pembenaran. Di masyarakat ada norma-norma, ketika berbicara tentang etika adalah manusia berprilaku dengan Tuhan dan dengan dengan sesamanya, permasalahannya adalah hubungan dengan sesama manusia ini selalu menjadi masalah, karena adanya perbedaan-perbedaan yang menimbulkan gejolak permasalahan karena manusia selalu mencari pembenaran, etika itu sebagai aturan yang normatif. Perilaku manusia itu adalah apa yang baik dan apa yang tidak baik kenapa ada perilaku manusia seperti itu?karena ada suatu maksud atau tujuan dan hal tersebut dari norma atau etika yang berlaku dalam masyarakat.
Jika melihat dari sisi norma-norma bisa jadi ada aturan-aturan yang berlaku dalam masyarakat itu berbeda ditiap tempat karena suatu dianggap norma atau hal yang tabu tidak ada takarannya untuk mengukur hal tersebut. Makanya harus disingkapi secara jelas. Karena itu segala sesuatu harus ada argumen dan disertai penalaran yang dasarnya ilmiah karena hal tersebut meliputi EQ (perasaan), IQ (logika), dan SQ, etika tidak bisa menjelaskan secara keseluruhan bagaimana bertindak etis karena hal tersebut terlalu kompleks. Kenapa kita bertindak etis tapi masih berpikir padahal segala sesuatunya sudah jelas, ternyata sesuatu yang baik itu adalah baik menurutnya siapa, apakah saya mendapatkan kebaikan menurut siapa jika ada teori baru dari teori etika lainnya sebenarnya yang seharusnya yang beretika itu seperti apa, yang baik itu seperti apa, apakah memenuhi kepentingan sendiri itu sebagai tindakan yang sudah etis, jika saya memenuhi kepentingan saya sendiri apakah itu beretika atau tidak?jika melakukan atas dasar kepentingan sendiri adakah yang dirugikan karena kepentingan kita sendiri, tujuan apa dibalik kepentingan tersebut, oleh karena itu untuk bertindak etis itu seseorang itu perlu berpikir agar tindakan nya ini benar dan tidak menyimpang.
Dilema (buah simalakama) dalam keadaan hidup tak enak matipun segan (sakit-sakitan) apakah pilihan yang dirasa benar?ketika membuat keputusan untuk berprilaku maka orang harus mencari pembenaran apa yang terjadi di masyarakat ada teori2 etika yang membantu untuk membuat keputusan dan didalam diri manusia itu sendiri terdapat IQ, EQ, dan SQ artinya etika itu keputusan yang diambil sangat bergantung dari level manusianya,



Jumat, 18 Januari 2013

Tips sederhana untuk memilih penelitian Akuntansi

Dalam menentukan jurnal untuk penelitian:
  1. Carilah artikel yang masih fresh atau relatif baru (1-2 tahun)
  2. Bisa melakukan replikasi (bukan plagiat) asalkan kesimpulan dari jurnal tersebut belum menyeluruh atau tidak konklusif, bisa pula dalam konteksnya dibedakan secara sosial dan geografisnya sehingga bisa diteliti ulang.
  3. Penelitian terdahulu pasti ada keterbatasan yang akan disebutkan pada akhir di kesimpulan, sehingga peneliti selanjutnya terbantukan dengan keterbatasan tersebut hal ini bisa digali selama masih relevan untuk dilakukan.
  4. Dalam penulisan latar belakang perlu melakukan justifikasi alasan mengapa topik itu dipilih dan membuat argumen kenapa topik itu diteliti (untuk lembar latar belakang kurang lebih dua halaman tidak usah bertele-tele usahakan langsung ke poin intinya apa yang mau diangkat dalam penelitian tersebut)
  5. Untuk artikel ada yang agak berbobot seperti Journal Accounting Review, Accountung Research atau bisa pula Accounting Organization & Society ada pula yang agak ringan seperti Accounting Horizon adapula jurnal nasional seperti JRAI (Jurnal Riset Akuntansi Indonesia) yang sudah terakreditasi ada pula jurnal lain yang relevan juga berasal dari universitas seperti dari UKSW Salatiga, UNTAR Jakarta, PETRA Surabaya dan lainnya.
  6. Jangan mencari jurnal yang prositting atau masih work in proccess seperti simposium akuntansi nasional karena itu masih arah tahap pengembangan carilah jurnal yang memang sudah di review atau penyelesaian sudah pasti karena lebih relevan dibandingkan artikel yang masih conference.
  7. Boleh memakai metode penelitian yang sifatnya kualitatif dan kuantitatif tergantung bagaimana sudut pandang dari cara kita bertanya akan mempengaruhi metode penelitian karena pola pertanyaan tertentu menetukan riset apa yang cocok.
Paradigma penelitian dalam akuntansi:
  • before 70s: pendekatan normatif (para pemikir membuat opini apa yang seharusnya atau seperti apa akuntansi itu) dengan argumen disertai alasan-alasan yang bersifat abstrak.
  • after 70s: antitesis terhadap pendekatan normatif, para peneliti mengarah ke pendekatan empiris (hal yang terjadi pada akuntansi dalm kondisi yang terjadi) 
  • before 80s: pendekatan kuantitatif yaitu minat mengangkat tema yang makin deskriptif mefokuskan hal-hal yang spesifik akuntansi dan pendekatan kuantitaif, hal ini terkait pola perkembangan ilmu ekonomi keuangan seperti Efficiency Market Theory (EMH) dan Agency Theory biasanya penganut nya masuk dalam Journal Accounting Review dan Accounting Research
  • After 80s: pendekatan tidak dilakukan hanya secara kuantitatif namun juga kualitatif yaitu menggabungkan dengan teori-teori ilmu sosial (sosiologi, antropologi, politik dll) pendekatan beragam atau Multiple Theoritical and Methodological Approaches biasanya penganutnya masuk dalam Accounting Organization and Society
Setiap paradigma punya ciri yang berbeda dan polanya bisa berubah tergantung perubahan zaman ada asumsi antologis yaitu asumsi yang membahas realitas dari akuntansi (konstruksi sosial) dan paradigma mainstream positivisme misalnya uji statistik semuanya bergantung kembali kepada kita sudut pandang yang kita ambil adalah metode penelitian apa yang kita inginkan sehingga itu riset yang cocok untuk penelitian akuntansi.


(Diambil dari perkuliahan Metode Penelitian Akuntansi tanggal 18 jan'13 di MA UKSW oleh Dosen pengampu: Marwata, PhD)
 

Resume Risk dan Return Saham Perusahaan Industri Barang Konsumsi di BEI (Jurnal Penelitian Anwar Ramli)



The result of research indicate that stocks of Consumption Goods Industry Corporation have β < 1, it means that stocks characteristic of defensive.
Artinya Hasil penelitian Anwar Ramli menunjukan saham yang tergolong Industri Barang Konsumsi (Consumer Goods Industry) umumnya bergerak lebih lambat dari pasar. Jika pasar naik maka saham tersebut juga ikut naik namun lebih lambat dari pergerakan pasar, begitu pula sebaliknya.
Untuk meneliti risk dan return saham di BEI, Ramli menggunakan sampel 15 perusahaan tergolong dalam bidang Industri barang konsumsi di BEI, bidang industri yang diambil tidak dipengaruhi oleh kenaikan harga minyak mentah dunia karena barang yang dikonsumsi merupakan barang kebutuhan sehari-hari oleh masyarakat.
Analisis yang digunakan adalah Capital Asset Pricing Model (CAPM) atau Model Penentuan Harga Aset Modal.
CAPM adalah salah satu cara memilih saham yang akan dibeli atau dijual dengan melihat saham tersebut apakah overvalued atau undervalued. Dikatakan overvalued apabila suatu saham nilai return actualnya lebih kecil dari nilai expected return  sedangkan undervalued apabila actual return lebih besar dari pada expected return.
Rumus CAPM:
E(Ri) = Rf + βi (Rm – Rf)
Dimana:
E(Ri) : Return yang diharapkan sebagai minimum return
Rf : Tingkat return bebas resiko rata-rata
Rm : Return pasar rata-rata
Βi : Beta saham
Untuk mengetahui CAPM tersebut hal yang harus dilakukan adalah mencari:
  1. Return actual atau return individual saham (Ri)
Ri = Pt – Pt-1 + D1
Pt-1
            Dimana:
            Pt = Harga saham waktu t,  Pt-1 = Harga saham untuk waktu sebelumnya,   D1 = Deviden
  1. Market Return (Rm)
Rm = IHSGt – IHSGt-1
IHSGt-1
IHSGt = Indeks Harga Saham Gabungan pada akhir periode t
IHSGt-1 = Indeks Harga Saham Gabungan pada akhir periode sebelumnya
Catatan: IHSG yang dipakai adalah IHSG sedang yang dirata-rata dari saham-saham sampel bukan semua saham
  1. Beta (βi)
βi =       Kovarians
Market Varians
Menentukan Kovarians:


 


Menentukan Varians:
Varians =
    n - 1
  1. Risk Free (Rf)
Objek investasi tanpa resiko ini deposito bank dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI), penelitian Ramli menggunakan SBI, pada saat itu tingkat suku bunga SBI tahun 2008 adalah 8% diambil rata-rata perbulan 0,67%
Setelah mengestimasi return saham dengan model CAPM selanjutnya mempertimbangkan risiko spesifik setiap jenis saham. Yaitu:
  1. Menentukan alpha (α)
α = Ri – E(Ri)
  1. Menentukan Appraisal ratio
Appraisal ratio = αi / σ2 (ei)

Pembahasan
Setelah dilihat berdasarkan perhitungan beta (β) yang tertinggi adalah 0,933 saham MERC dan terendah -0,0667 saham (MRAT) ini menunjukan kecenderungan saham bergerak searah dengan turun naiknya market return (Rm). (Ri) tertinggi adalah 7,17% pada saham KAEF sedangkan (Ri) terendah adalah -1,80% pada saham DLTA, ini menunjukan harga saham DLTA mengalami penurunan harga secara drastis dan terus menerus selama tahun 2008 dan pergerakan harga  ini melawan pergerakan IHSG (Rm). Berdasarkan tabel dibawah ini dapat diketahui:
  1. Ada 5 saham yang mempunyai average return melebihi diharapkan yaitu saham INDF, RMBA, HMSP, KAEF, TCID sebagai saham undervalued stock (berada digaris SML)
  2. Tidak ada saham yang mencapai titik ekuilibrium (berada pada SML) dimana E(Ri) = Ri
  3. Untuk memilih sejumlah saham yang layak dibeli digunakan metode Appraisal ratio dan hasilnya ada 5 saham yaitu INDF, RMBA, HMSP, KAEF, TCID, ada 7 saham yang tidak layak beli atau dijual saja sahamnya yaitu MERK, SQBI, MYOR, KLBF, TSPC, MRAT, GGRM, DLTA (overvalued)
  4. Meskipun begitu untuk saham MERK, SQBI, MYOR, KLBF untuk Ri karena masih diatas garis tingkat risk free rate (Rf).
  5. Urutan saham yang dibeli adalah (1) TCID, (2) INDF, (3) RMBA, (4) HMSP, (5) KAEF

KESIMPULAN
Pada tingkat resiko β < 1 artinya, Hasil penelitian Anwar Ramli menunjukan saham yang tergolong Industri Barang Konsumsi (Consumer Goods Industry) umumnya bergerak lebih lambat dari pasar. Jika pasar naik maka saham tersebut juga ikut naik namun lebih lambat dari pergerakan pasar, begitu pula sebaliknya. E(Ri) dari setiap jenis saham mengikuti besarnya resiko, semakin besar beta semakin besar pula tingkat expected retun.